Buletin GAW Bariri (BGB) http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb <p><strong>Buletin GAW Bariri</strong> (BGB) diterbitkan oleh <a href="https://gawpalu.id" target="_blank" rel="noopener">Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Lorel Lindu Bariri</a> BMKG sebagai media publikasi karya tulis ilmiah yang bersumber dari kegiatan penelitian dan kajian di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika (MKKuG), serta lingkungan. <a href="https://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/about/editorialTeam">Dewan redaksi</a> membuka kesempatan bagi para pakar maupun praktisi untuk dapat mengirimkan naskah yang berkaitan dengan tema MKKuG dan lingkungan. Setiap naskah yang dikirimkan akan mengalami proses penelaahan (<em>reviewing</em>) dan penyuntingan (<em>editing</em>), sebelum dinyatakan laik cetak dan diterbitkan online. Redaksi berhak untuk merubah isi naskah berdasarkan hasil penelaahan dari <a href="https://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/reviewerTeam">tim mitra bestari (<em>reviewer</em>)</a> dengan tidak merubah nilai substantif naskah. Isi naskah adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Penulis yang naskahnya diterbitkan akan menerima pemberitahuan dari Dewan Redaksi. Pemilihan naskah yang laik cetak adalah sepenuhnya hak Dewan Redaksi.</p> id-ID solih.alfiandy@bmkg.go.id (Solih Alfiandy) buletingawbariri@gmail.com (Sekretariat BGB) Tue, 11 Jun 2024 12:50:51 +0000 OJS 3.2.0.2 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Analisis Analisis Perubahan Pola Musim dan Distribusi Frekuensi Curah Hujan di Sentani http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/92 <p>Salah satu aspek penting dalam mendeteksi perubahan iklim yaitu dengan menganalisis perubahan variabel meteorologi seperti curah hujan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perubahan iklim secara sederhana di Sentani menggunakan data curah hujan periode 1991 – 2020. Metode yang digunakan yaitu analisis secara kualitatif terkait pergeseran awal musim hujan dan kemarau pada periode 1 (1991 – 2005) dan periode 2 (2006 – 2020) terhadap normal klimatologinya. Kemudian membandingkan perubahan distribusi frekuensi pada masing – masing periode dan dilakukan uji statistik Mann Whitney untuk menguji signifikansi dari rata – rata curah hujan pada setiap periode. Selain itu untuk mendeteksi adanya perubahan kecenderungan digunakan uji Mann Kendall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pergeseran pola musim dari normalnya dimana awal musim kemarau cenderung datang lebih awal dan awal musim hujan datang lebih lambat dari kondisi normal. Terjadi peningkatan intensitas curah hujan pada periode 2 dimana berdasarkan distribui frekuensi, curah hujan pada periode 1 memiliki interval maksimum sebesar 250 – 300 mm/dasarian sedangkan pada periode 2 nilai maksimum dari interval curah hujan mencapai 400 – 450 mm/dasarian. Hasil uji statistik Mann whitney dan Mann Kendall mengkonfirmasi perbedaan yang siginifikan rata – rata curah hujan antara dua periode tersebut dan kenaikan curah hujan yang siginifikan selama 30 tahun terakhir.</p> Wendel Jan Pattipeilohy, Femmy Marsitha Barung, Ezri Yustina Ronsumbre Hak Cipta (c) 2024 Wendel Jan Pattipeilohy, Femmy Marsitha Barung, Ezri Yustina Ronsumbre https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/92 Tue, 11 Jun 2024 00:00:00 +0000 Pemanfaatan Data Pengamatan Pilot Ballon untuk Analisis Kondisi Atmosfer sebelum Terjadinya Hujan Lebat di Wilayah Samarinda (Studi Kasus 2015 – 2022) http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/115 <p>Hujan lebat merupakan salah satu jenis cuaca ekstrim yang umumnya disebabkan oleh awan Cumulonimbus. Kejadian hujan lebat cukup sering terjadi di wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Samarinda selama tahun 2015 – 2022. Penelitian mengenai hujan lebat sudah cukup banyak dilakukan. Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk penelitian mengenai hujan lebat adalah dengan menggunakan data pengamatan udara atas. Dari data tersebut dapat diketahui gerak udara dan labilitas atmosfer di suatu wilayah. Salah satu instrumen yang digunakan untuk pengamatan udara atas adalah Pilot Balloon (Pibal). Pemanfaatan data pengamatan Pibal belum cukup banyak dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan pemanfaatan data pengamatan Pibal untuk analisis kondisi atmosfer sebelum terjadinya hujan lebat di wilayah Samarinda tahun 2015 – 2022. Data pengamatan Pibal diolah menggunakan aplikasi RAOB 5.7, sehingga dapat diketahui gerak udara dan labilitas atmosfer (kecepatan angin 850 mb, Bulk Richardson Number (BRN) Shear, dan Storm Relative Helicity (SRH)). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum terjadinya hujan lebat gerak udara dari lapisan permukaan hingga ketinggian 3 km umumnya bergerak searah jarum jam (clockwise), yang mengindikasikan adanya aktivitas konvektif yang mendukung pembentukan awan dan terjadinya hujan. Namun, nilai labilitas atmosfer yang teramati sebelumnya terjadinya hujan lebat umumnya relatif rendah. Hanya satu kejadian yaitu pada kejadian – 10 (K10) yang menunjukkan labilitas atmosfer cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan Cumulonimbus. Pada K10 teramati adanya peningkatan kecepatan angin lapisan 850 mb yang mencapai 32 knot, serta nilai BRN Shear dan SRH yang cukup tinggi yaitu mencapai 26 m<sup>2</sup>/ s<sup>2</sup> dan 226 m<sup>2</sup>/ s<sup>2</sup>.</p> Bai'at Alhadid Hak Cipta (c) 2024 Bai'at Alhadid https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/115 Tue, 11 Jun 2024 00:00:00 +0000 Pola Kejadian Upwelling dalam Fishing Map and Calender (FISMAC) di Laut Banda http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/118 <p>Laut Banda merupakan salah satu perairan yang subur serta berpotensi dalam bidang perikanan dan daerah penangkapan ikan yang terbesar di Indonesia. Selain itu Laut Banda memiliki topografi dasar laut yang sangat kompleks dan dilewati oleh jalur Arus Lintas Indonesia (Arlindo) dari Samudera Pasifik yang menambah kekompleksan kondisi di Laut Banda sehingga dapat meningkatkan potensi terjadinya <em>upwelling</em> di wilayah ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pola kejadian <em>upwelling </em>di Laut Banda untuk pemeteaan <em>Fishing Map and Calender</em> (FISMAC). Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data angin permukaan, suhu permukaan laut dan data klorofil – a pada tahun 2009 – 2019. Berdasarkan pada analisis penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena upwelling di Laut Banda terjadi pada bulan Juni hingga Oktober dimana suhu permukaan laut mengalami penurunan dan pada saat angin timuran menguat (kecepatan angin tinggi). Pembentukan pola angin siklonik tidak berpengaruh terhadap kejadian <em>upwelling</em>. Proses kejadian <em>upwelling</em> di Laut Banda terjadi di pantai bagian selatan yaitu Pulau Buru, Ambon dan Seram. Selain itu fenomena <em>upwelling</em> menyebabkan persebaran klorofil – a yang melimpah pada bulan Juni hingga September. Hal ini dapat menjadi pemicu terdapat persebaran ikan diwilayah tersebut. Fenomena upwelling mencapai puncaknya pada bulan Agustus. Pada pemetaan <em>Fishing Map and Calender</em> (FISMAC) terlihat adanya peningkatan zona potensi penangkapan ikan di Laut Banda pada bulan Juni hingga Oktober.</p> Rizka Erwin Lestari Hak Cipta (c) 2024 Rizka Erwin Lestari https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/118 Tue, 11 Jun 2024 00:00:00 +0000 Analisis Mikrotremor untuk Bangunan X, Y dan Z di Wilayah Jakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Metode Floor Spectral Ratio (FSR) dan Random Decrement Method (RDM) http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/119 <p>Jakarta merupakan salah satu kota yang paling pesat pembangunannya di Indonesia dan banyak terdapat gedung – gedung bertingkat yang dibangun. Gedung – gedung ini rawan terjadi kerusakan akibat guncangan gempabumi yang terjadi, di mana kerusakan bangunan dengan skala besar dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Analisis <em>mikrotremor</em> untuk bangunan bertingkat tinggi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakterisktik dari suatu bangunan dengan mengetahui periode dominan, frekuensi natural, amplifikasi, Damping Ratio dan tingkat kekuatan bangunan serta melakukan analisis terhadap bangunan tersebut. Analisis mikrotremor yang dilakukan terhadap bangunan X, Y, dan Z di wilayah Jakarta dan sekitarnya menggunakan metode <em>Floor Spectral Ratio</em> (FSR) dan <em>Random Decrement Method</em> (RDM) serta diolah menggunakan <em>software geopsy</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil frekuensi natural yang dimiliki suatu gedung, maka semakin besar amplifikasinya. Pada lokasi yang berbeda, kegunaan dari bangunan serta usia dari suatu gedung dapat menjadi faktor penentu karakterisktik suatu bangunan baik itu dari frekuensi natural, amplifikasi, indeks kerentanan maupun Damping Ratio yang dimiliki. Analisis <em>FSR</em> di dapatkan hasil untuk dari ketiga gedung memiliki <em>range</em> frekuensi antara 0.63Hz – 0.91Hz, amplifikasi antara 1.72 – 10.31 dan indeks kerentanan dari 109.08 – 562.93, serta nilai <em>RDM</em> yang bernilai 0.95Hz – 1.10Hz. Untuk frekuensi naturalnya dan memiliki Damping Ratio antara 0.54 – 2.32%.</p> Aditya Setyo Rahman, Muh Dede Faisal, Hasan Arif Efendi Hak Cipta (c) 2024 Aditya Setyo Rahman, Muh Dede Faisal, Hasan Arif Efendi https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/119 Tue, 11 Jun 2024 00:00:00 +0000 Pemanfaatan Algoritma Decision Tree C4.5 dalam Memprakirakan Hujan di Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Hasanuddin http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/120 <p>Hujan dapat memberikan berbagai dampak dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah dampak terhadap dunia penerbangan. Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh hujan dalam dunia penerbangan, diperlukan prakiraan hujan untuk melancarkan kegiatan operasional suatu bandara tak terkecuali di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang merupakan salah satu bandara tersibuk di Indonesia. Dalam memprakirakan hujan, umumnya data yang digunakan adalah data yang mempengaruhi pembentukan hujan seperti data yang berhubungan dengan jumlah uap air (<em>precipitable water</em>) serta angin (<em>relative vorticity</em> dan <em>divergence</em>). Meskipun data yang digunakan dalam memprakirakan hujan berkorelasi terhadap pembentukan hujan, terdapat potensi akurasi prakiraan yang buruk akibat data – data pendukung yang tidak kontinu terhadap kejadian hujan yang diprakirakan karena kondisi atmosfer yang sangat kompleks serta dapat berubah dengan cepat. Untuk meminimalisir prakiraan hujan dengan akurasi yang buruk diperlukan salah satu metode yang dapat mengolah data yang tidak kontinu terhadap kejadian hujan yang akan datang dengan baik, salah satunya adalah dengan menggunakan algoritma <em>Decision Tree</em> <em>C4.5</em>. <em>Decision Tree</em> <em>C4.5</em> adalah algoritma pembelajaran mesin yang melibatkan pemilihan fitur terbaik pada setiap langkah sehingga berpotensi menghasilkan prakiraan yang baik. Pada penelitian ini, hasil prakiraan selama setahun didominasi oleh tidak hujan sebanyak 2590 kejadian, sedangkan jumlah prakiraan hujan didapatkan sebanyak 330 kejadian. Akurasi prakiraan perbulan didapatkan berkisar antara 64,92% hingga 100% dimana jika jumlah prakiraan yang benar dan salah dari masing – masing bulan digabungkan, maka didapatkan akurasi prakiraan selama setahun sebesar 84% dimana akurasi tersebut dapat dikatakan sangat baik.</p> Adi Prasetiyo Hak Cipta (c) 2024 Adi Prasetiyo https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://gaw-bariri.bmkg.go.id/bgb/index.php/bgb/article/view/120 Tue, 11 Jun 2024 00:00:00 +0000