Print
Hits: 98

Apa Itu Efek Rumah Kaca?

Efek Rumah Kaca adalah proses alami yang menjaga suhu Bumi tetap hangat dengan memerangkap panas dari radiasi matahari oleh gas-gas seperti CO, CH, NO, dan uap air. Namun, akibat aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, konsentrasi gas-gas ini meningkat, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim (IPCC, 2021).

Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca terjadi saat sinar matahari mencapai Bumi, sebagian dipantulkan dan sebagian diserap permukaan Bumi lalu dipancarkan kembali sebagai panas. Gas rumah kaca seperti CO, CH, dan SO menyerap panas ini, sehingga membuat suhu Bumi meningkat. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar dan emisi industri menyebabkan konsentrasi gas ini melebihi batas alami, memicu pemanasan global. Meski efek rumah kaca dibutuhkan agar Bumi tetap hangat, kelebihannya berdampak buruk pada iklim dan kestabilan suhu global.

Gas Rumah Kaca

Atmosfer Bumi hampir seluruhnya terdiri dari gas nitrogen (78%) dan oksigen (21%), tetapi beberapa gas yang ada dalam jumlah jejak konsentrasi kurang dari sepersekian persen memiliki dampak yang sangat besar pada iklim Bumi. Ini adalah gas rumah kaca yang memungkinkan radiasi matahari melewati atmosfer dan menghangatkan Bumi, tetapi menyerap panas yang diradiasikan Bumi kembali ke luar angkasa, menjebaknya seperti selimut yang memerangkap panas tubuh agar kita tetap hangat di malam yang dingin. Perubahan kecil dalam konsentrasi atmosfer gas-gas ini (misalnya dari 0,02% menjadi 0,2% atmosfer) dapat menyebabkan perubahan besar pada suhu dan iklim Bumi, yang membuat perbedaan antara zaman es, ketika mastodon menjelajahi Bumi, dan panas terik tempat dinosaurus hidup.

Seberapa Besar Dampak Gas Rumah Kaca yang Berbeda?

Karbon dioksida (CO) adalah gas rumah kaca yang paling banyak dilepaskan oleh aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, pembukaan lahan, dan deforestasi. Namun, gas rumah kaca lain seperti metana (CH), dinitrogen oksida (NO), dan berbagai senyawa halogenasi (seperti HFC, PFC, dan SF) sebenarnya memiliki dampak pemanasan global yang jauh lebih besar per satuan massa dibandingkan CO.

Ada dua karakteristik utama yang menentukan seberapa besar dampak suatu gas rumah kaca:

  1. Efisiensi radiatif, Seberapa besar kemampuan gas tersebut menyerap energi panas dari matahari dan memancarkannya kembali ke permukaan Bumi. Semakin tinggi efisiensi radiatif, semakin kuat dampaknya.
  2. Waktu tinggal di atmosfer (umur atmosfer), Berapa lama gas tersebut bertahan di atmosfer sebelum hilang karena proses alami (seperti diserap oleh laut, tumbuhan, atau terurai secara kimia). Semakin lama gas bertahan, semakin besar pula akumulasi dampaknya terhadap iklim.

Untuk membandingkan dampak berbagai gas rumah kaca, ilmuwan menggunakan satuan bernama Potensi Pemanasan Global (GWP – Global Warming Potential).

Meskipun jumlah metana, NO, atau gas industri di atmosfer jauh lebih kecil dibandingkan CO, dampaknya terhadap pemanasan global bisa jauh lebih besar karena:

Penyebab Efek Rumah Kaca

Ada beberapa penyebab efek rumah kaca yang perlu Anda ketahui, berikut ini penyebab efek rumah kaca yaitu:

  1. Penggunaan Bahan Bakar Batu Bara Secara Berlebihan
  2. Penggunaan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
  3. Penggunaan CFC pada Kulkas maupun AC
  4. Pembakaran Hutan Secara Besar-besaran
  5. Industri Pertanian
  6. Industri Peternakan
  7. Penebangan Liar
  8. Penggunaan Kendaraan Bermotor Meningkat
  9. Pencemaran Laut
  10. Limbah Rumah Tangga

Dampak Efek Rumah Kaca

  1. Dalam jumlah yang berlebih, gas rumah kaca tentunya akan memiliki dampak negatif yang merugikan manusia dan juga lingkungan. Berikut merupakan dampak dari gas rumah kaca, diantaranya:
  2. Naiknya Suhu Permukaan Bumi
  3. Iklim yang Tidak Stabil
  4. Mencairnya Es di Kutub
  5. Rusaknya Ekosistem
  6. Naiknya Ketinggian Permukaan Air Laut
  7. Tingkat Keasaman Air Laut akan Meningkat

 

Daftar Referensi