
Selama bulan Oktober 2025, kondisi curah hujan dan jumlah hari hujan di wilayah Sulawesi Tengah menunjukkan variasi spasial yang cukup besar berdasarkan data dari 132 stasiun pengamatan. Beberapa wilayah mengalami peningkatan curah hujan yang signifikan, sementara sebagian lainnya masih relatif kering dengan frekuensi hujan yang rendah.
Stasiun yang mencatat curah hujan tertinggi pada Oktober 2025 adalah Gimpu (Kabupaten Sigi) dengan akumulasi curah hujan sebesar 692,5 mm. Nilai ini termasuk dalam kategori sangat tinggi, mencerminkan intensitas hujan yang lebat dan berpotensi menimbulkan dampak hidrometeorologi seperti genangan, banjir lokal, atau tanah longsor di wilayah dengan topografi curam.
Sebaliknya, curah hujan terendah tercatat di Sindue (Kabupaten Donggala) dengan total hanya 11 mm sepanjang bulan Oktober 2025. Kondisi ini menunjukkan wilayah tersebut cenderung kering, sehingga perlu diwaspadai dampaknya terhadap ketersediaan air tanah dan kegiatan pertanian yang bergantung pada air hujan.
Dari sisi frekuensi, jumlah hari hujan terbanyak tercatat di Simpang Raya (Kabupaten Banggai) sebanyak 24 hari hujan. Artinya, hampir setiap hari wilayah ini mengalami hujan, meskipun intensitasnya bervariasi. Kondisi seperti ini dapat meningkatkan kelembapan tanah dan berdampak terhadap aktivitas pertanian, terutama pada masa pengolahan lahan atau panen.
Sementara itu, hari hujan paling sedikit tercatat di Cendana Pura (Kabupaten Banggai) dengan hanya 1 hari hujan dan curah hujan sebesar 16 mm.
Perbedaan distribusi curah hujan dan frekuensi hari hujan di Sulawesi Tengah ini mencerminkan adanya variasi iklim lokal yang dipengaruhi oleh faktor topografi, kedekatan dengan pantai, tutupan vegetasi, serta dinamika atmosfer regional. Informasi tersebut sangat penting untuk mendukung pengambilan keputusan di sektor pertanian, pengelolaan sumber daya air, serta mitigasi risiko bencana hidrometeorologi.
Pemantauan rutin terhadap parameter iklim seperti curah hujan dan hari hujan menjadi langkah strategis untuk memahami pola variabilitas iklim yang terjadi serta sebagai upaya adaptasi terhadap potensi kondisi iklim ekstrem yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.