Himawari-9 IR Enhanced 

Himawari-9 merupakan satelit cuaca geostasioner generasi ketiga yang dioperasikan oleh Japan Meteorological Agency (JMA). Satelit ini diluncurkan pada tanggal 2 November 2016 dan mulai beroperasi penuh pada 13 Desember 2022, menggantikan Himawari-8 sebagai satelit operasional utama. Himawari-9 berada pada posisi orbit geostasioner 140° bujur timur, yang secara strategis memungkinkan pemantauan atmosfer di wilayah Asia-Pasifik, termasuk seluruh wilayah Indonesia.

Himawari-9 dilengkapi dengan Advanced Himawari Imager (AHI), sebuah sensor pencitraan multispektral dengan 16 kanal spektral, mencakup kanal-kanal cahaya tampak (visible), inframerah dekat (near-infrared), dan inframerah gelombang panjang (longwave infrared). Instrumen ini mampu menghasilkan data citra dengan resolusi spasial hingga 0,5 km untuk kanal visibel dan 2 km untuk kanal inframerah, serta pembaruan data setiap 10 menit.

Data yang ditangkap kemudian diklasifikasikan secara visual menggunakan skema pewarnaan suhu. Warna dalam citra EH menunjukkan perbedaan suhu puncak awan:

  • Warna hitam atau biru: Menunjukkan suhu yang lebih hangat atau tidak adanya awan tinggi. Ini mengindikasikan langit cerah atau tidak banyak pembentukan awan.

  • Warna kuning, merah hingga jingga: Mengindikasikan suhu puncak awan yang lebih dingin, biasanya di bawah -60°C, yang mencerminkan pertumbuhan awan vertikal yang signifikan, terutama jenis Cumulonimbus yang berpotensi menyebabkan hujan lebat, angin kencang, dan badai petir.

Citra ini sangat penting dalam pemantauan potensi cuaca ekstrem dan digunakan oleh berbagai lembaga meteorologi, termasuk BMKG di Indonesia, dalam sistem peringatan dini cuaca.


Daftar Pustaka:

  1. Japan Meteorological Agency (JMA). (2015). Himawari-8/9 Next-Generation Geostationary Meteorological Satellites. Diakses dari: https://www.jma.go.jp/jma/jma-eng/satellite/

  2. JMA. (2021). User’s Guide for Himawari-8/9 Data. Japan Meteorological Agency.
    https://www.data.jma.go.jp/mscweb/en/himawari89/guide.html

  3. Setiawan, A., dkk. (2021). Pemanfaatan Data Satelit Himawari-8 Untuk Deteksi Pertumbuhan Awan Konvektif di Wilayah Indonesia. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Vol. 22(1), 1–10.

  4. BMKG. (2022). Panduan Interpretasi Citra Satelit Cuaca Himawari-8. Jakarta: Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG.