(sumber:id.pinterest.com)

 

Sinar ultraviolet (UV) adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 100 hingga 400 nanometer (nm), lebih pendek dari cahaya tampak tetapi lebih panjang dari sinar-X. Berdasarkan panjang gelombangnya, sinar UV dibagi menjadi tiga jenis utama:

  • UVC (100–280 nm): Memiliki energi tertinggi dan paling berbahaya, namun diserap sepenuhnya oleh atmosfer bumi.

  • UVB (280–315 nm): Sebagian besar disaring oleh lapisan ozon; berkontribusi terhadap produksi vitamin D sekaligus berisiko menyebabkan kerusakan kulit.

  • UVA (315–400 nm): Memiliki energi lebih rendah, tetapi mampu menembus atmosfer dan kulit lebih dalam.

Menurut World Health Organization (WHO), UVB dan UVA yang mencapai permukaan bumi memiliki pengaruh biologis signifikan terhadap makhluk hidup, terutama manusia (WHO, 2002).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Radiasi UV Matahari

Dokumen menjelaskan bahwa tingkat radiasi UV yang mencapai permukaan bumi dipengaruhi oleh:

  1. Ketinggian Matahari (Sun Elevation):
    Semakin tinggi posisi matahari di langit (misalnya saat tengah hari), semakin besar intensitas radiasi UV. Di luar daerah tropis, intensitas tertinggi terjadi saat musim panas sekitar pukul 12 siang waktu setempat.

  2. Lintang Geografis (Latitude):
    Daerah yang lebih dekat ke khatulistiwa menerima lebih banyak sinar UV karena matahari lebih sering berada dalam posisi tegak lurus.

  3. Tutup Awan (Cloud Cover):
    Meski langit berawan, sinar UV tetap dapat menembus dan menyebar. Beberapa jenis awan justru dapat meningkatkan paparan UV karena efek pemantulan dan penyebaran.

  4. Ketinggian Tempat (Altitude):
    Semakin tinggi lokasi (misalnya pegunungan), semakin sedikit atmosfer yang menyerap UV. Setiap kenaikan 1000 meter meningkatkan intensitas UV sebesar 10–12%.

  5. Lapisan Ozon (Ozone):
    Ozon menyerap sebagian radiasi UV yang seharusnya mencapai permukaan Bumi. Level ozon bervariasi sepanjang tahun dan bahkan dalam satu hari.

  6. Refleksi Permukaan (Ground Reflection):
    Permukaan seperti salju dapat memantulkan hingga 80% radiasi UV; pasir kering sekitar 15%, dan buih laut sekitar 25%.

 

Indeks Ultraviolet (UV Index)

Indeks UV adalah angka tanpa satuan untuk menjelaskan tingkat paparan radiasi sinar ultraviolet yang berkaitan dengan kesehatan manusia. Dengan mengetahui UV index kita bisa memantau tingkat sinar ultraviolet yang bermanfaat dan yang dapat memberikan bahaya.

Setiap skala ada UV Indeks setara dengan 0.025 W/m² radiasi sinar ultraviolet. Skala tersebut diperoleh berdasarkan fluks spektral radiasi UV dengan fungsi yang sesuai dengan efek fotobiologis pada kulit manusia, terintegrasi antara 250 dan 400 nm.



Warna Skala

UV index

Kategori

Imbauan

Hijau

0-2

"Low" (risiko bahaya rendah)

  • tingkat bahaya rendah bagi orang banyak.
  • kenakan kacamata hitam pada hari yang cerah.
  • gunakan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ bagi kulit sensitif.
  • permukaan yang cerah, seperti pasir, air, dan salju, akan meningkatkan paparan UV.

Kuning

3-5

"Moderate" (risiko bahaya sedang)

  • tingkat bahaya sedang bagi orang yang terpapar matahari tanpa pelindung
  • tetap di tempat teduh pada saat matahari terik siang hari.
  • kenakan pakaian pelindung matahari, topi lebar, dan kacamata hitam yang menghalangi sinar UV, pada saat berada di luar ruangan.
  • oleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ setiap 2 jam bahkan pada hari berawan, setelah berenang atau berkeringat.
  • permukaan yang cerah, seperti pasir, air, dan salju, akan meningkatkan paparan UV.

Oranye

6-7

"High" (risiko bahaya tinggi)

  • tingkat bahaya tinggi bagi orang yang terpapar matahari tanpa pelindung, diperlukan pelindung untuk menghindari kerusakan mata dan kulit.
  • kurangi waktu di bawah paparan matahari antara pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore.
  • tetap di tempat teduh pada saat matahari terik siang hari.
  • kenakan pakaian pelindung matahari, topi lebar, dan kacamata hitam yang menghalangi sinar UV, pada saat berada di luar ruangan.
  • oleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ setiap 2 jam bahkan pada hari berawan, setelah berenang atau berkeringat.
  • permukaan yang cerah, seperti pasir, air, dan salju, akan meningkatkan paparan UV.

Merah

8-10

"Very high" (risiko bahaya sangat tinggi)

  • tingkat bahaya tinggi bagi orang yang terpapar matahari tanpa pelindung, diperlukan tindakan pencegahan ekstra karena kulit dan mata dapat rusak rusak dan terbakar dengan cepat.
  • minimalkan waktu di bawah paparan matahari antara pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore.
  • tetap di tempat teduh pada saat matahari terik siang hari.
  • kenakan pakaian pelindung matahari, topi lebar, dan kacamata hitam yang menghalangi sinar UV, pada saat berada di luar ruangan.
  • oleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ setiap 2 jam bahkan pada hari berawan, setelah berenang atau berkeringat.
  • permukaan yang cerah, seperti pasir, air, dan salju, akan meningkatkan paparan UV.

Ungu

>11

"Extreme" (risiko bahaya sangat ekstrem)

  • tingkat bahaya ekstrem bagi orang yang terpapar matahari tanpa pelindung, diperlukan semua tindakan pencegahan karena kulit dan mata dapat rusak rusak dan terbakar dalam hitungan menit.
  • hindari paparan matahari antara pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore.
  • tetap di tempat teduh pada saat matahari terik siang hari.
  • kenakan pakaian pelindung matahari, topi lebar, dan kacamata hitam yang menghalangi sinar UV, pada saat berada di luar ruangan.
  • oleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ setiap 2 jam bahkan pada hari berawan, setelah berenang atau berkeringat.
  • permukaan yang cerah, seperti pasir, air, dan salju, akan meningkatkan paparan UV.




Grafik diatas menunjukkan bahwa radiasi UV-I maksimal di Desa Bariri, Kab.Poso  terjadi pada pukul 12.00 WITA dengan nilai 9,8 W/m². Sementara itu, grafik sebelah kanan menunjukkan bahwa rerata bulanan nilai radiasi UV-I tertinggi terjadi pada bulan Februari dengan nilai 2,9 W/m².

 

Referensi

  1. WHO (2002). Global Solar UV Index: A Practical Guide. https://apps.who.int/iris/handle/10665/42459
  2. BMKG. (2024). Informasi Indeks UV Harian Indonesia. https://iklim.bmkg.go.id
  3. BMKG Kalimantan Barat. Indeks Sinar Ultraviolet dan Tips Perlindungan. Diakses dari: https://kalbar.bmkg.go.id/?page=indeks-sinar-ultraviolet
  4. Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, Provinsi Sulawesi Tengah. (2025). Buletin tahunan: Analisis iklim, aerosol, gas rumah kaca dan air hujan Januari–Desember 2024 (Volume IV, Tahun 2025).