
Palu, Sulawesi Tengah – Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Palu Poso menggelar rapat strategis lintas sektor untuk membahas dan mematangkan draft naskah karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) Palasa dan Tinombo. Pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat BPDAS Palu Poso ini digelar secara luring dan daring, sebagai langkah awal penguatan pengelolaan DAS di Sulawesi Tengah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Lore Lindu Bariri–Poso hadir sebagai salah satu pemangku kepentingan kunci. BMKG diwakili oleh Solih Alfiandy dan Muhammad Hafizh Suwandi yang tercatat sebagai anggota rapat, membawa perspektif klimatologi dan pemantauan atmosfer untuk mendukung analisis hidrologi serta pemetaan risiko bencana di wilayah DAS Palasa dan Tinombo.
Agenda utama rapat adalah pembahasan draft naskah karakteristik DAS Palasa dan Tinombo yang akan menjadi dasar penyusunan dokumen pengelolaan DAS ke depan. Naskah tersebut disusun berdasarkan kajian ilmiah yang dilakukan oleh Prof. Dr. Golar, S.Hut., M.Si, bersama tim, yang mengkaji secara komprehensif kondisi biofisik, hidrologi, tutupan lahan, dan tekanan sosial-ekonomi di kedua DAS tersebut.

Dalam pemaparan, tim kajian menyoroti bahwa DAS Palasa dan Tinombo tengah menghadapi tekanan yang tidak ringan, mulai dari peningkatan luas lahan kritis, erosi di lereng-lereng curam, hingga perubahan tutupan lahan yang berpotensi mengganggu fungsi hidrologis DAS. Temuan ini menegaskan perlunya pengelolaan yang lebih terencana, terpadu, dan berbasis data untuk menekan risiko banjir, longsor, serta menjaga keberlanjutan sumber daya air di wilayah hilir.
Rapat dihadiri oleh perwakilan BMKG, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air, serta instansi lain yang terkait langsung dengan pengelolaan sumber daya alam dan penanggulangan bencana. Selain itu, perwakilan Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan yang berada dalam wilayah DAS Palasa dan Tinombo juga mengikuti jalannya rapat, baik secara luring maupun daring.
Melalui forum ini, para peserta menyampaikan berbagai masukan teknis dan kebijakan untuk penyempurnaan naskah karakteristik DAS yang disusun tim Prof. Golar. Dokumen tersebut nantinya akan menjadi rujukan penting dalam perencanaan rehabilitasi lahan, pengendalian erosi dan sedimen, serta penguatan tata kelola DAS secara terpadu di wilayah Palasa dan Tinombo.
BPDAS Palu Poso menegaskan bahwa rapat ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat sinergi kelembagaan dalam pengelolaan DAS. Dengan dukungan data klimatologi dari BMKG, hasil kajian ilmiah dari perguruan tinggi, serta komitmen Pemerintah Daerah, diharapkan upaya penyelamatan dan pemulihan DAS Palasa–Tinombo dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan demi melindungi masyarakat dan menjamin ketersediaan sumber daya air di Sulawesi Tengah.