
Sumber Foto : World Meteorological Organization
Perubahan iklim merupakan tantangan global yang menuntut respons kolektif dan berkelanjutan. Peningkatan suhu permukaan, intensifikasi cuaca ekstrem, gangguan siklus hidrologi, serta implikasi terhadap ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa perubahan iklim bukan lagi isu teoritis, melainkan fenomena aktual yang memengaruhi kehidupan sosial-ekonomi dan lingkungan. Sebagai bentuk penanganan terstruktur dan terkoordinasi secara internasional, negara-negara di bawah kerangka United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menyelenggarakan pertemuan tahunan bernama Conference of the Parties (COP).
1. Definisi dan Fungsi COP
Conference of the Parties (COP) merupakan badan pengambil keputusan tertinggi dalam UNFCCC. Pertemuan ini dihadiri oleh negara-negara pihak konvensi yang bertugas mengevaluasi pelaksanaan komitmen penurunan emisi gas rumah kaca, menyepakati target pengendalian perubahan iklim, serta menetapkan kerangka kerja kolaboratif untuk mitigasi, adaptasi, dan pendanaan iklim.
COP berfungsi sebagai ruang negosiasi diplomatik internasional yang melibatkan pemerintah, lembaga riset, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan komunitas masyarakat. Melalui forum ini, keputusan yang dihasilkan menjadi panduan global untuk transisi energi, konservasi biodiversitas, pendanaan adaptasi, serta komitmen jangka panjang negara terhadap pengendalian pemanasan global.
2. Sejarah Singkat COP dan Titik Penting Perkembangannya
Konvensi UNFCCC disahkan pada Konferensi Bumi di Rio de Janeiro pada tahun 1992 dan mulai berlaku pada tahun 1994. Pertemuan COP pertama dilakukan pada tahun 1995 di Berlin, Jerman, dan sejak itu konferensi diselenggarakan setiap tahun.
Beberapa momen penting dalam sejarah COP antara lain:
| COP | Tahun | Lokasi | Hasil Penting |
|---|---|---|---|
| COP1 | 1995 | Berlin | Pengaturan awal evaluasi emisi global |
| COP3 | 1997 | Kyoto | Lahirnya Protokol Kyoto yang menetapkan target penurunan emisi negara maju |
| COP13 | 2007 | Bali | Bali Roadmap sebagai dasar negosiasi menuju Perjanjian Paris |
| COP21 | 2015 | Paris | Paris Agreement yang menargetkan pembatasan pemanasan global di bawah 1,5–2°C |
| COP26 | 2021 | Glasgow | Tekanan global untuk pengurangan batubara (coal phase-down) |
| COP30 | 2025 | Belém, Brasil | Fokus pada adaptasi dan peningkatan pendanaan iklim |
Melalui perjalanan tiga dekade, COP berkembang dari sistem koordinasi awal menuju mekanisme global yang mengikat, mengatur, dan mengevaluasi kebijakan iklim dunia.
Sumber Foto : World Meteorological Organization
3. Mekanisme Pembentukan Keputusan dalam COP
Proses pengambilan keputusan dalam COP memiliki struktur teknis dan diplomatik yang ketat. Tahapan utama meliputi:
-
Penyusunan rancangan teks keputusan oleh kelompok kerja (contact group).
-
Pembahasan teknis dan negosiasi antarnegara pihak.
-
Finalisasi dokumen melalui konsensus, di mana seluruh negara harus menyetujui isi keputusan.
-
Pengesahan resmi melalui presidensi COP.
-
Implementasi di tingkat nasional melalui kebijakan turunan seperti NDC (Nationally Determined Contributions) dan strategi jangka panjang penurunan emisi.
Keputusan COP bersifat mengikat secara politis dan menjadi dasar pembentukan kebijakan energi, tata kelola hutan, pengembangan teknologi bersih, serta strategi adaptasi berbasis kerentanan.
4. Hasil dan Pembaruan Terkini COP30 Belém, Brasil (2025)
COP30 diselenggarakan dalam konteks urgensi yang meningkat akibat percepatan dampak perubahan iklim serta tekanan politik global pasca COP29 yang dinilai belum memenuhi ekspektasi komunitas ilmiah dan lingkungan. Berbagai negosiasi strategis terjadi dengan fokus pada adaptasi, pendanaan, perlindungan ekosistem, hingga perdebatan mengenai penghapusan bahan bakar fosil.
4.1 Penguatan Agenda Adaptasi Iklim
Hasil terpenting COP30 adalah peningkatan keseriusan dalam agenda adaptasi, antara lain:
-
Target peningkatan pendanaan adaptasi hingga tiga kali lipat sebelum 2030.
-
Pengesahan 59 indikator global untuk mengukur keberhasilan program adaptasi.
-
Pengembangan skema Loss and Damage Fund untuk membantu negara terdampak bencana iklim.
-
Peluncuran platform kemitraan multinasional bernama Global Mutirão untuk kolaborasi adaptasi.
Pendekatan ini menunjukkan pengakuan bahwa perubahan iklim telah terjadi dan perlu respons penyesuaian yang terukur, bukan hanya penurunan emisi.
4.2 Transisi Energi dan Bahan Bakar Fosil
Meskipun terdapat dorongan kuat dari banyak negara untuk membahas penghapusan bahan bakar fosil, COP30 belum menghasilkan kesepakatan formal mengenai fossil fuel phase-out. Hambatan muncul dari negara produsen energi fosil, kebutuhan pembiayaan transisi bagi negara berkembang, serta mekanisme konsensus yang memungkinkan satu keberatan membatalkan naskah final.
Kondisi ini menunjukkan bahwa mitigasi tetap menjadi isu yang diperdebatkan dan belum mencapai konsensus kolektif.
4.3 Fokus pada Keanekaragaman Hayati dan Masyarakat Adat
COP30 memperkuat posisi perlindungan ekosistem dan komunitas adat, khususnya di wilayah Amazon. Beberapa kesepakatan meliputi:
-
Pengintegrasian variabel deforestasi sebagai indikator pemantauan karbon.
-
Pengakuan peran masyarakat adat dalam menjaga ekosistem dan cadangan karbon.
-
Penekanan bahwa pembangunan ekonomi harus mempertimbangkan keberlanjutan ekologis dan hak komunitas lokal.
Sumber Foto : World Meteorological Organization
5. Implikasi COP30 bagi Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan ekosistem tropis yang luas, potensi biomassa tinggi, dan kerentanan yang signifikan terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, hasil COP30 memiliki relevansi langsung terhadap arah kebijakan iklim nasional.
5.1 Peluang Implementatif
| Bidang | Relevansi dan Peluang |
|---|---|
| Adaptasi hidrometeorologi | Implementasi Early Warning System banjir dan kekeringan |
| Pengukuran dan observasi atmosfer | Akses teknologi pemantauan CAQM, aerosol, dan gas rumah kaca |
| Pertanian dan pangan | Pendanaan untuk Climate Field School dan agroklimat-resilience |
| Kebijakan energi | Potensi transisi energi terbarukan dalam jangka menengah |
| Riset dan publikasi | Kolaborasi internasional dalam paleoklimatologi dan mitigasi karbon |
5.2 Tantangan Nasional
-
Ketergantungan energi fosil yang masih dominan.
-
Kebutuhan peningkatan kapasitas data dan infrastruktur observasi.
-
Sinkronisasi kebijakan antara pusat dan daerah.
Keberhasilan implementasi hasil COP tidak hanya ditentukan oleh komitmen internasional, tetapi oleh integrasi kebijakan di tingkat nasional dan daerah.
6. Kesimpulan
COP merupakan instrumen diplomasi iklim global dengan peran strategis dalam menentukan arah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dunia. Melalui COP30, komunitas internasional memperkuat fokus adaptasi, pendanaan, dan keadilan iklim, meskipun perdebatan mengenai penghapusan bahan bakar fosil belum mencapai kesepakatan final.
Bagi Indonesia, COP30 menawarkan kesempatan perluasan penelitian, peningkatan kapasitas observasi klimatologi, penguatan ketahanan bencana, serta peluang kemitraan internasional. Respons yang tepat melalui integrasi kebijakan dan penguatan sistem monitoring akan menentukan sejauh mana hasil COP30 memberikan dampak nyata dalam ketahanan iklim nasional.
Daftar Pustaka
- United Nations Framework Convention on Climate Change. (2025a). Outcomes report of the Global Climate Action Agenda at COP 30. UNFCCC. https://unfccc.int/documents/655037
- United Nations Framework Convention on Climate Change. (2025b). Mutirão decision: Uniting humanity in a global mobilization against climate change. UNFCCC. https://unfccc.int/documents/654375
- United Nations Framework Convention on Climate Change. (2025c). Outcomes of the Belém Climate Change Conference – Advance unedited versions (AUVs). UNFCCC. https://unfccc.int/cop30/auvs
- Moosmann, L., et al. (2025). The COP30 Climate Change Conference: November 2025, Belém, Brasil (Policy Department for Transformation, Innovation and Health, European Parliament, PE 778.579). European Parliament. https://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/STUD/2025/778579/ECTI_STU(2025)778579_EN.pdf
- Evans, S., Dunne, D., Lempriere, M., et al. (2025, November 23). COP30: Key outcomes agreed at the UN climate talks in Belém. Carbon Brief. https://www.carbonbrief.org/cop30-key-outcomes-agreed-at-the-un-climate-talks-in-belem/
- Waskow, D., Garcia, M., Srouji, J., et al. (2025, November 25). Beyond the headlines: COP30’s outcomes and disappointments. World Resources Institute. https://www.wri.org/insights/cop30-outcomes-next-steps
- International Institute for Sustainable Development. (2025, November 22). COP30 outcome: What it means and what’s next. IISD. https://www.iisd.org/articles/insight/cop-30-outcome-what-it-means-and-whats-next
- European Parliament. (2025, November 23). COP30 outcome: Slow progress, but insufficient to meet climate crisis urgency. European Parliament Press Release. https://www.europarl.europa.eu/news/en/press-room/20251117IPR31438

