Hari Pendidikan Nasional dan Peran Strategis Program Sekolah Lapang Iklim BMKG dalam Edukasi Iklim bagi Petani

Setiap tanggal 2 Mei, Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai momentum untuk menegaskan kembali pentingnya pendidikan sebagai fondasi pembangunan bangsa. Tema Hardiknas tiap tahunnya selalu menekankan semangat pemerataan akses pendidikan, peningkatan kualitas pembelajaran, dan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Dalam konteks inilah, program Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang digagas oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki peran signifikan, terutama dalam pendidikan non-formal berbasis masyarakat.

Apa Itu Sekolah Lapang Iklim?

Sekolah Lapang Iklim (SLI) adalah program edukasi iklim yang ditujukan bagi para petani dan penyuluh pertanian. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap informasi iklim dan cara memanfaatkannya dalam kegiatan pertanian. Dengan pendekatan berbasis praktik dan diskusi lapangan, peserta SLI dibekali kemampuan untuk membaca informasi cuaca/iklim, memahami potensi risiko perubahan iklim, serta menyesuaikan pola tanam berdasarkan prediksi musim dan kondisi iklim lokal.

Keterkaitan dengan Hari Pendidikan Nasional

Peringatan Hardiknas menjadi waktu yang tepat untuk menyoroti pentingnya pendidikan yang kontekstual dan aplikatif. Program SLI adalah contoh nyata bagaimana pendidikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masyarakat — dalam hal ini petani, sebagai kelompok yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.

Beberapa poin penting keterkaitan antara Hardiknas dan SLI adalah:

  1. Pendidikan Sepanjang Hayat
    SLI mendukung gagasan pendidikan tidak berhenti di bangku sekolah formal. Edukasi iklim melalui SLI menunjukkan bahwa pendidikan yang relevan bisa dan harus diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk petani dewasa.

  2. Peningkatan Literasi Iklim
    Sejalan dengan semangat Hardiknas, SLI berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat mengenai isu-isu strategis, dalam hal ini perubahan iklim dan mitigasi risiko bencana iklim.

  3. Pemberdayaan Masyarakat Lokal
    Melalui transfer pengetahuan dan pelatihan langsung, SLI memperkuat kapasitas lokal dalam pengambilan keputusan berbasis data ilmiah. Ini adalah bentuk nyata dari pendidikan yang memberdayakan, bukan sekadar mentransmisikan informasi.

  4. Mendukung Ketahanan Pangan
    Dengan meningkatkan kemampuan petani dalam merespons variabilitas iklim, program SLI secara langsung berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional — sebuah tujuan penting dari sistem pendidikan yang berdampak luas.

Penutup

Dalam semangat Hari Pendidikan Nasional, Sekolah Lapang Iklim BMKG adalah contoh konkret bahwa pendidikan dapat bersifat transformatif ketika diarahkan untuk memecahkan masalah nyata di masyarakat. Dengan memperluas jangkauan SLI dan memperkuat sinergi antara BMKG, dinas pertanian, serta lembaga pendidikan lokal, diharapkan semakin banyak petani Indonesia yang tangguh terhadap tantangan iklim — dan pendidikan menjadi kuncinya.


Daftar Pustaka

  1. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). (2022). Panduan Sekolah Lapang Iklim Operasional. Jakarta: BMKG.

  2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2023). Tema dan Pedoman Hari Pendidikan Nasional. Diakses dari: https://www.kemdikbud.go.id

  3. BMKG. (2021). Peran Informasi Iklim dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Jakarta: BMKG.

  4. WMO (World Meteorological Organization). (2016). Climate Services for Supporting Climate-Smart Agriculture. Geneva: WMO.

  5. UNESCO. (2015). Education for Sustainable Development Goals: Learning Objectives. Paris: UNESCO.