- Hits: 695
Perubahan iklim merupakan tantangan global yang dampaknya kini dirasakan hingga ke tingkat lokal, termasuk di pedesaan Indonesia. Di tengah krisis iklim yang semakin nyata, sejumlah desa mulai mengambil peran aktif menjaga lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan warganya. Salah satu contoh inspiratif datang dari Desa Lampo, sebuah desa kecil di Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Melalui pendekatan berbasis komunitas, Desa Lampo membuktikan bahwa pengelolaan hutan secara partisipatif dapat menjadi solusi nyata dan berkelanjutan dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.
Apa Itu Program Kampung Iklim (ProKlim)?
Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah inisiatif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mendorong peran aktif masyarakat dalam:
- Adaptasi terhadap perubahan iklim, seperti pengelolaan air, pertanian tahan iklim, dan perlindungan kesehatan masyarakat.
- Mitigasi emisi gas rumah kaca, melalui kegiatan seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan penggunaan energi terbarukan.
Desa atau kelurahan yang berhasil menerapkan praktik-praktik adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan berhak memperoleh penghargaan Kampung Iklim dari pemerintah.
Pada tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Donggala bekerja sama dengan Yayasan Merah Putih (YMP) Sulawesi Tengah (Sulteng) resmi meluncurkan kesepakatan untuk menjadikan Desa Lampo sebagai lokasi percontohan Program Kampung Iklim (ProKlim) yang mengusung konsep perhutanan sosial. Lembaga Pengelola Hutan Desa Lampo bersama mitra dan pemerintah lokal juga pernah melaksanakan aksi penanaman besar (dilaporkan sekitar 20.000 bibit) di kawasan Hutan Desa dan bantaran sungai.
Desa Lampo merupakan salah satu desa yang ditetapkan sebagai lokasi ProKlim karena inisiatif warganya dalam menjaga lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Beberapa langkah nyata yang dilakukan antara lain:
- Rehabilitasi lahan kritis dan penanaman pohon di daerah perbukitan untuk mencegah longsor dan menjaga sumber air.
- Pengelolaan sampah terpadu, termasuk daur ulang dan pemilahan sampah rumah tangga.
- Pemanfaatan pekarangan rumah untuk tanaman pangan, yang mendukung ketahanan pangan sekaligus menyerap karbon.
Dampak Positif Program di Desa Lampo
Keikutsertaan Desa Lampo dalam Program Kampung Iklim (ProKlim) memberikan berbagai manfaat, di antaranya:
- Menjadi percontohan ProKlim berbasis perhutanan sosial yang dapat dijadikan model bagi desa-desa lain.
- Meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
- Menerapkan teknologi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
- Menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga hutan dan kelestarian alam sekitar.
- Meningkatkan kemandirian pangan sehingga kebutuhan pangan desa dapat terpenuhi secara berkelanjutan.
Desa Lampo di Kabupaten Donggala merupakan contoh nyata keberhasilan integrasi antara pelestarian lingkungan, penguatan ekonomi lokal, dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Melalui skema Perhutanan Sosial dan partisipasi aktif dalam Program Kampung Iklim (ProKlim), masyarakat Lampo mampu mengelola hutan desa secara berkelanjutan, memanfaatkan hasil hutan bukan kayu, serta mengembangkan ekowisata berbasis kearifan lokal. Dukungan dari pemerintah, LSM, dan komunitas menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan inisiatif ini. Desa Lampo menjadi inspirasi bagaimana aksi iklim bisa dimulai dari desa, dengan solusi yang berpihak pada alam dan manusia.
Referensi:
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2024). Program Kampung Iklim (ProKlim).
- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala. (2023). Laporan Tahunan ProKlim Desa Lampo.
- Antara News Sulteng. (2022). Desa Lampo di Donggala dijadikan percontohan Kampung Iklim.
- Media Alkhairaat. (2023). Desa Lampo butuh dukungan regulasi perkuat Kampung ProKlim.
- KomitmenIklim.id. (2023). Sinergi perhutanan sosial dan ProKlim di tingkat tapak: Desa Lampo.
Page 2 of 32